BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Profil SLB Permata Ciranjang
SLB Permata Ciranjang berdiri pada tahun 2003, oleh penulis sendiri
dirintis mulai pada tahun 2002, yang pada awalnya penulis merupakan guru di SLB
AB Bina Asih Cianjur, karena penulis pada saat itu telah dipromosikan oleh
kepala sekolah untuk mengikuti diklat kepala sekolah.
Dengan dirintisnya SLB Permata Ciranjang maka pada sa.................
Mangga lanjutken ku ibu atw p tatang....isi we ku profil sekolah.......
B.
Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk mempengaruhi
orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organsisasi. Sutisna
(1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi
tertentu”.
orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organsisasi. Sutisna
(1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi
tertentu”.
Sementara Soepardi (1988) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai
“kemampuan untuk menggerakkkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasihati membimbing, menyuruh, memerintah, melarang,
dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar
manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai
tujuan administrasi secara efektif dan efisien”.
“kemampuan untuk menggerakkkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasihati membimbing, menyuruh, memerintah, melarang,
dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar
manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai
tujuan administrasi secara efektif dan efisien”.
Hal
tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya; adanya pengikut; serta
adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan
pengikut berinteraksi. Unsur-unsur
yang terlibat dalam
situasi kepemimpinan adalah
:
1. Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu
pihak,
2. Orang yang dapat pengaruh di lain pihak,
3. Adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan
tertentu yang hendak dicapai,
4. Adanya
serangkaian tindakan tertentu
untuk mempengaruhi dan untuk
mencapai maksud dan tujuan tertentu itu.
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh
para ahli tesebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah adalah kemampuan yang dimiliki oleh kepala sekolah
untuk memberikan pengaruh kepada orang
lain melalui interaksi individu dan kelompok
sebagai wujud kerjasama dalam organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Kualitas
dan Perilaku Kepala Sekolah
Kualitas
dan perilaku kepala
sekolah hendaknya mencakup
hal-hal berikut :
1.
Visi
yang kuat tentang masa depan sekolah, dan dorongan terhadap semua staf untuk
berkarya menuju perwujudan visi tersebut.
2. Harapan yang tinggi terhadap prestasi murid
dan kinerja staf.
3. Pengamatan terhadap guru di kelas dan
pemberian balikan positif dan konstruktif dalam
rangka pemecahan masalah
dan peningkatan pembelajaran.
4. Dorongan untuk memanfaatkan waktu
pembelajaran secara efisien dan merancang prosedur untuk mengurangi kekacauan.
5. Pemanfaatan sumber-sumber material dan personil
secara kreatif.
6. Pemantauan terhadap prestasi murid secara
individual dan kolektif dan memanfaatkan
informasi untuk membimbing
perencanaan intruksional.
D. Peran
dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala
sekolah sebagai pemimpin
pendidikan dituntut untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya yang
berkaitan dengan kepemimpinan
pendidikan dengan sebaik
mungkin, termasuk di
dalamnya sebagai pemimpin pengajaran (Smith & Andrews, 1989).
Harapan yang segera muncul dari
kalangan guru, siswa,
staf administrasi, pemerintah
dan
masyarakat adalah agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas
kepemimpinan dengan seefektif mungkin untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang diemban dalam mengoperasinalkan sekolah (Sergiovani, 1987), selain itu juga memberikan perhatian kepada pengembangan individu dan organisasi (Hanson, 1985).
masyarakat adalah agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas
kepemimpinan dengan seefektif mungkin untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang diemban dalam mengoperasinalkan sekolah (Sergiovani, 1987), selain itu juga memberikan perhatian kepada pengembangan individu dan organisasi (Hanson, 1985).
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
mempunyai tugas dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen
tersebut memerlukan adanya komunikasi dan kerjasama
yang efektif antara
kepala sekolah dan
seluruh stafnya. Dengan demikian
kepala sekolah mempunyai
peran yang sangat penting dan menjadi
kunci atas keberhasilan
terhadap sekolah yang
dipimpinnya sebagaimana dijelaskan oleh Davies (1987) bahwa “A school
principal occupies a key position in the schooling system”. Hal ini juga
didukung oleh Dow dan Oakley (1992) yang menjelaskan bahwa “Pricipal
leadership is an essential ingredient in ereating and maintaining an effective
school”. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang mempunyai kemampuan manajerial yang handal dan visioner, yaitu mampu mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai gambaran mental tentang masa depan yang diacu bagi sekolah yang dipimpinnya. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Caldwell dan Spinks (1993) bahwa : “A vision as a mental picure of a preferred future for the school”.
dipimpinnya sebagaimana dijelaskan oleh Davies (1987) bahwa “A school
principal occupies a key position in the schooling system”. Hal ini juga
didukung oleh Dow dan Oakley (1992) yang menjelaskan bahwa “Pricipal
leadership is an essential ingredient in ereating and maintaining an effective
school”. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang mempunyai kemampuan manajerial yang handal dan visioner, yaitu mampu mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai gambaran mental tentang masa depan yang diacu bagi sekolah yang dipimpinnya. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Caldwell dan Spinks (1993) bahwa : “A vision as a mental picure of a preferred future for the school”.
Kepala
sekolah mempunyai tugas
dan tanggung jawab
sebagai; stateperson
leadership, educational leadership,
administrative leadership, supervisory ledership, and team leadership (Sergiovanni, 1987).
Adapun Blumberg (1980)
menekankan tugas dan
tanggung jawab kepala
sekolah berkaitan erat dengan kompetensi manejerial dan kepemimpinan pendidikan.
Berdasarkan
uraian tersebut di
atas, maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa peran dan tanggung jawab
kepala sekolah pada hakekatnya erat
dengan administrasi atau
manajemen pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan supervise pendidikan.
1.
Kepala sekolah sebagai Pemimpin (Leader)
Pendidikan
Perubahan dalam peranan dan
fungsi sekolah dan yang
statis di jaman
lampau kepada yang
dinamis dan fungsional-konstruktif di era
pembangunan, membawa tanggung jawab yang
lebih luas kepada kepala sekolah.
Pada
dasarnya istilah kepemimpinan
itu dipahami sebagai
suatu konsep yang di dalamnya mengandung makna bahwa ada proses kekuatan
yang datang dari seseorang (pemimpin) untuk
mempengaruhi orang lain, baik
secara individu maupun secara kelompok dalam organisasi (Hanson,1985). Adapun Koontz O’Donnel dan Weihrich di dalam bukunya yang berjudul
Management cetakan ketujuh,
tahun 1980, antara
lain dikemukakan, bahwa yang
dimaksud dengan kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni
atau proses mengetahui
orang lain, sehingga mereka dengan penuh
kemauan berusaha kea
rah tercapainya tujuan organisasi.
(Ledership is
generally definet simplyas influence,
the art of process of influencing people
so that they
will strive willingly
toward the chievement of group goals).
Dari konsep
tersebut dapat dikembangkan lebih jauh makna yang terkandung di
dalamnya. Makna kata, “kemauan keras
berusaha” di dalamnya
mencerminkan keinginan keras
dengan penuh semangat
dan percaya diri (convidence to
work with real andi). Arti kata “semangat” sebenarnya di dalamnya tercermin
hasrat, kesungguhan, dan
intensitas, dalam melaksanakan
pekerjaan.
Demikian pula
di dalam kata
“percaya diri” merefleksikan pengalaman dan kemampuan teknis (technical
ability). Kata
“memimpin” mempunyai arti
memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan
berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi
dengan kemampuan maksimal.
Dalam mencapai
tujuan. Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan
merek memberikan dorongan dam
memacu (to prod), berdiri didepan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan
serta memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan.
Seseorang pemimpin
dapat dibandingkan dengan
seorang pemimpin
orkes (orchestra). Pemimpin
orkes berfungsi menghasilkan bunyi yang terkoordinasi dan tempo yang betul, melalui
usaha terpadu dari para
pemain musik (instrumentalis).
Kualitas
kepemimpinan director orchestra akan mengalunkan suara
yang tidak menentu (desultory fashion) atau dengan penuh kecermatan dan
antusias. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.
yang tidak menentu (desultory fashion) atau dengan penuh kecermatan dan
antusias. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.
Dengan uraian
Koontz tersebut kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu :
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan
penuh semangat dan percaya diri pada guru,
staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para
guru, staf dan para
siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekilah dalam mencapai tujuan.
siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekilah dalam mencapai tujuan.
Sementara
itu Bartky (1965)
menjelaskan bahwa kepala
sekolah hendaknya menjadi pemimpin yang efektif bagi siswanya, para
guru, dan orang tua
siswa beserta masyarakat.
Sebagai
pemimpin siswa kepala sekolah diharapkan dapat memberikan
bimbingan dan pembinaan
demi keberhasilan belajar siswa. Dalam
hal ini Campbell (1977)
menyatakan pembinaan siswa mencakup :
(1) mengembangkan potensi-potensi dasar yang dimiliki oleh setiap
siswa, (2) membantu siswa agar
memiliki kehidupan yang lebih baik,
(3) mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, emosional, dan
fisik.
Sebagai pemimpin para guru, kepala
sekolah diharapkan dapat melakukan pembinaan
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
melaksanakan tugasnya secara
professional. Adapun sebagai pemimpin orang tua dan masyarakat
kepalas sekolah diharapkan memberikan
informasi tentang berbagai masalah yang dihadapi. Wiles dan Bondi (1983) menjelaskan bahwa
kepemimpinan yang efektif berdasarkan
hasil penelitiannya bersumber dari tiga factor, yaitu (1) dimilikinya ketrampilan-ketrampilan kepemimpinan, (2) kemampuan untuk menyepadankan
ketrampilan kepemimpinan dengan tugas-tugas kelompok
yang dipimpinnya, dan (3) dipersepsinya
ia sebagai seorang pemimpin oleh kelompoknya.
Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah :
a. Koontz memberikan definisi fungsi
kepemimpinan sebagai berikut :
“the function
of leadership, therefore
is to induce
or persuade all subordinate
of followers to
contribute willingly to
organizational goals
in accordance with their maximum capability”.
Mengacu definisi
di atas, agar
para bawahan dengan
penuh kemampuan secara
maksimal berhasil mencapai
tujuan organisasi, pemimpin harus
mampu membujuk (to induce) dan meyakinkan (persuade) bawahan.
Hal ini
berarti, apabila seorang
kepala sekolah ingin
berhasil menggerakkan
para guru, staf dan para siswa berperilaku dalam mencapai tujuan sekolah oleh karenanya kepala sekolah
harus :
1) Menghindarkan
diri dari sikap
dan perbuatan yang
bersifat
memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf dan para siswa.
memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf dan para siswa.
2)
Sebaliknya kepala
sekolah harus mampu
melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa,
dengan cara :
·
Meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa yang dilakukan adalah benar.
·
Membujuk (induce), berusaha meyakinkan para guru, staf dan siswa bahwa apa yang dikerjakan adalah
benar.
b. Pendapat berbeda mengenai peranan
kepemimpinan, dibicarakan pula H.G.
Hicks dan C.R.
Gulleti dalam bukunya
yang berjudul Organization
Theory and Behavior.
Menurut Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan (leadership function), yaitu : adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya
tujuan, sebagai katalisator,
menciptakan rasa aman,
sebagai wakil
organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir bersedia menghargai.
Kepala sekolah
sebagai pemimpin seharusnya
dalam praktek sehari-hari
selalu berusaha memperhatikan
dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.
1) Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah
akan dihadapkan kepada sikap
para guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, keoentingan serta
tingkat sosial budaya
yang berbeda sehingga
tidak mustahil terjadi konflik
antar individu bahkan
antar kelompok.
2) Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para
bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya
harus selalu mendapatkan
saran, anjuran dari
kepala sekolah
sehingga dengan saran
tersebut selalu dapat
memelihara bahkan
meningkatkan semangat, rela
berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksankan tugas masing-masing (suggesting).
3) Dalam mencapai tujuan setiap organisasi
memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan berbagai
dukungan. Kepala sekolah
bertanggung jawab untuk memenuhi
atau menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa
dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang
mendukung. Tanpa adanya dukungan
yang disediakan oleh kepala
sekolah, sumber daya manusia yang ada tidak
mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik (supplaying objectives).
4) Kepala sekolah berperan sebagai kalisator,
dalam arti mampu menimbulkan
dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat
dibangkitkan oleh para
kepala sekolah (catalyzing). Sesuai
dengan misi yang
dibebankan kepala sekolah, kepala sekolah harus
mampu membawa perubahan
sikap perilaku, intelektual anak didik sesuai dengan
pendidikan.
5) Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan
setiap orang baik secara individu maupun
kelompok. Oleh sebab
itu seorang kepala
sekolah sebagai pemimpin
harus dapat meciptakan
rasa aman di
dalam lingkungan sekolah,
sehingga para guru,
staf dan siswa
dalam melaksanakan tugas
secara aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, serta
memperoleh jaminan dari
kepala sekolah (providing
security).
6) Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan
menjadi pusat perhatian, artinya
semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang yang mewakili kehidupan sekolah di mana, dan
dalam kesempatan apa pun.
Oleh sebab itu
penampilan seorang kepala sekolah harus dijaga
integritasnya, selalu terpercaya,
dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya (representing).
7) Kepala
sekolah pada hakikatnya
adalah sumber semangat
bagi para guru, staf dan
siswa. Oleh sebab
itu kepala sekolah
harus selalu membangkitkan
semangat, percaya diri
terhadap para guru,
staf dan siswa,
sehingga mereka menerima
dan memahami tujuan
sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke arah
tercapainya tujuan sekolah (inspiring).
8)
Setiap
orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan
dan dipenuhi. Untuk itu kepala sekolah
diharapkan selalu dapat
menghargai apa pun
yang dihasilkan oleh para
mereka yang menjadi
tanggung jawabnya.Penghargaan dan
pengakuan ini dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas,
kesempatan mengikuti pendidikan dan
sebagainya (praising).
2.
Kepala Sekolah sebagai Administrator dan
Manajer Pendidikan
Peranan kepala
sekolah sebagai administrator
pendidikan pada hakekatnya bahwa seorang kepala sekolah harus
mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang kebutuhan nyata
masyarakat serta kesediaan
dan ketrampilan untuk
mempelajari secara kontinyu
perubahan yang sedang terjadi di masyarakat
sehingga sekolah melalui
program-program pendidikan yang
disajikan senantiasa dapat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dan kondisi baru.
Kepala sekolah bertanggung
jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di
sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik,
kepala sekolah hendaknya
memahami, menguasai, dan
mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan
fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Dalam kegiatan administrasi
mengandung di dalamnya fungsi-fungsi perncanaan, pengorganisasian, pengordinasian, pengawasan, kepegawaian, dan pembiayaan. Kepala
sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi
tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.
Peran kepala
sekolah sebagai manajer
pada suatu lembaga pendidikan
Islam sangat diperlukan, sebab lembaga sebagai alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan,
serta lembaga pendidikan yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan
karir sumber daya manusia, memerlukan manajer
yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar lembaga
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut
Stoner dalam bukunya “Management”,
ada delapan macam fungsi seorang manajer
yang perlu dilaksanakan
dalam suatu organisasi yaitu bahwa para manajer :
a. Bekerja dengan, dan melalui orang lain.
b. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
c. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi
berbagai persoalan.
d. Berpikir secara realistik dan konseptual.
e. Adalah juru menengah.
f. Adalah seorang politisi.
g. Adalah seorang diplomat.
h. Pengambil keputusan yang sulit.
Kedelapan fungsi
manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut
tentu saja berlaku bagi setiap manajer dari organisasi apapun, termasuk
kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola
kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam
perilaku sehari-hari. Walaupun pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor sumber daya manusia, seperti para guru, staf, siswa dan
orang tua siswa, dana, sarana serta suasana dan faktor lingkungan di mana
sekolah itu berada.
tentu saja berlaku bagi setiap manajer dari organisasi apapun, termasuk
kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola
kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam
perilaku sehari-hari. Walaupun pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor sumber daya manusia, seperti para guru, staf, siswa dan
orang tua siswa, dana, sarana serta suasana dan faktor lingkungan di mana
sekolah itu berada.
Di samping mempunyai delapan fungsi
manajer tersebut, kepala sekolah hendaknya
memiliki sifat-sifat, misalnya berkomitmen dengan norma-norma agama
dalam berbicara dan
berbuat, memiliki kesiapan untuk berkorban dengan
harta, mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan
pribadi, suka bekerja
sama dengan orang
lain, menghormati pendapat,
dan apresiasif terhadap kemampuan dan kelebihan orang, serta sifat-sifat lain yang dapat menambah kepercayaan orang
lain kepada dirinya sebagaimenejer.
Menurut
Paul Hersey Cs. Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial paling tidak diperlukan tiga
macam bidang ketrampilan, yaitu : technical skills, human skills dan conceptual skills. Ketiga keterampilan manajerial tersebut berbeda-beda sesuai tingkat
kedudukan manajer dalam organisasi.
Agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memahami dan mampu
mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku
nilai-nilai yang terkandung di dalam
ketiga ketrampilan tersebut.
a. Technical Skills
1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses,
prosedur dan teknik untuk
melaksanakan kegiatan khusus.
2) Kemampuan
untuk memanfaatkan serta
mendayagunakan sarana,
peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus
tersebut.
b. Human skills
1) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan
proses kerja sama.
2) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan
motif orang lain, mengapa
mereka berkata dan berperilaku;
3)
Kemampuan untuk
berkomunikasi secara jelas dan efektif;
4) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif,
kooperatif, praktis dan
diplomatis;
5) Mampu berperilaku yang dapat diterima.
c. Conceptual skills
1) Kemampuan analisis;
2) Kemampuan berpikir rasional;
3)
Ahli atau cakap dalam
berbagai macam konsepsi;
4) Mampu
menganalisis berbagai kejadian,
serta mampu memahami berbagai kecenderungan;
5) Mampu mengantisipasikan perintah;
Dengan dikemukakannya pemikiran
para pakar seperti
Stoner, Herseyes mampu
memperluas serta lebih
memantapkan wawasan manajerial setiap kepala sekolah, sehingga
lahirlah pola pikir, sikap dan perilaku kepala sekolah
yang efektif, sekaligus terwujudnya sekolah yang efektif pula.
3.
Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Supervise adalah
suatu aktivitas pembinanaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif. Supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam administrasi pendidikan, bukan hanya
merupakan tugas pekerjaan para pengawas, tetapi juga tugas kepala sekolah
terhadap guru-guru dan pegawai-pegawai
sekolahnya.
Sehubungan dengan
itu, maka kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan
syarat-syarat mana yang
diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu
tercapai dengan maksimal.
Dalam melaksanakan
tugas sebagai supervisor, kepala sekolah perlu memperhatikan prisnsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Supervisi
harus bersifat konstruktif
dan kreatif sehingga menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b. Realitas dan mudah dilaksanakan.
c. Menimbulkan
rasa aman kepada guru/karyawan.
d. Berdasarkan
hubungan professional.
e. Harus memperhitungkan kesanggupan dansikapguru/pegawai.
f. Tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan kegelisahan bahkan
sikap anipati dari guru.
g. Supervisi tidak
boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan dari kekuasaan pribadi.
h.
Supervisi tidak
boleh bersifat mencari-cari
kesalahan dan kekurangan
(supervise berbeda dengan inspeksi).
i.
Supervisi tidak dapat terlalu cepat
meghargai hasil.
j.
Supervisi hendaknya
juga bersifat prevektif,
korektif dan kooperatif. Cepat lambatnya hasil supervisi tersebut
dipengaruhi oleh beberapafaktor :
1) Lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
2) Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya.
3) Tingkatan sekolah.
4) Jenis sekolah.
5) Keadaan (kondisi) guru dan pegawai yang ada.
6) Kecakapan dan kemampuan kepala sekolah
sendiri dalam tugasnya sebagai supervisor.
Khususnya dalam bidang pembinaan kurikulum,
tugas kepala sekolah sebagai
supervisor sangat penting karena justru bidang ini adalah faktor yang “strategis” untuk menentukan keberhasilan
sekolah itu.
Beberapa langkah yang perlu dikerjakan kepala
sekolah dalam pelaksanaan supervisor antara
lain :
a. Membimbing guru agar dapat memilih metode
mengajar yang tepat.
b. Membimbing
dan mengarahkan guru
dalam pemilihan bahanpelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan
masyarakat.
c. Mengadakan kunjungan
kelas yang teratur,
untuk observasi pada saat guru mengajar dan selanjutnya
didiskusikan dengan guru.
d. Pada
awal tahun pelajaran tahun baru, mengarahkan penyusunan silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e. Menyelenggarakan
rapat rutin untuk membawa kurikulum pelaksanaannya di sekolah.
f. Setiap
akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersama terhadap program sekolah.
Selanjutnya
sebagai implikasi tugas supervisor
tersebut beberapa hal yang perlu dilakukan kepala sekolah sebagai
pemimpin adalah :
a. Mengetahui
keadaan/kondisi guru dalam
latar belakang kehidupan lingkungan dan
sosial ekonominya, hal
ini penting untuk tindakan kepemimpinannya.
b. Merangsang semangat kerja guru dengan
berbagai cara.
d. Meningkatkan partisipasi guru dalam
kehidupan sekolah.
e. Membina rasa
kekeluargaan di lingkungan
sekolah antar kepala sekolah, guru, dan pegawai.
f. Mempercepat hubungan
sekolah dengan masyarakat, khususnya BP 3 dan orang tua murid.
Pelaksanaan supervisi
di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen
pendidikan di sekolah. Dalam hubungan ini penjelasan Dr. Oteng
Sutisna perlu kita perhatikan ialah bahwa dalam manajemen pendidikan di
sekolah yang demokratislah sekolah baru akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, di mana para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran yang demokratis.
Sutisna perlu kita perhatikan ialah bahwa dalam manajemen pendidikan di
sekolah yang demokratislah sekolah baru akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, di mana para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran yang demokratis.
Disamping itu penggunaan prosedur yang
demokratis akan membuat personal
sekolah lebih kooperatif
dan memberi semangat
korps, karena kebanyakan
personal sekolah menginginkan
untuk ikut dalam
perencanaan kebijaksanaan
sekolah.
Oleh Karena
itu, kepala sekolah
sebagai supervisor dan sekaligus
sebagai pemimpin sekolah, perlu memilih penggunaan manajemen pendidikan di
sekolah yang demokratis
ini karena dengan demikian kepala
sekolah akan banyak
dibantu dengan datangnya
banyak saran-saran yang berharga dari para guru dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih pikiran yang
terbaik yang berasal dari guru.
E. Pelaksanaan
Kepemimpinan Kepala Sekolah di SLB Permata
Pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah di SLB Permata Ciranjang
dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan
Pada tahapan persiapan ini, kepala sekolah menyusun
perencanaan yang akan dilakukan pada tahun pelajaran yang berjalan dan biasanya
tahapan ini dilaksanakan setiap tahun pelajaran, yaitu dengan melakukan
inventarisasi kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan analisis hasil
kegiatan dalam menajemen sekolah pada tahun sebelumnya, sehingga akan diketahui
kekurangan dan kebaikannya program yang telah dilaksanakan sebagai bahan
perbaikan selanjutnya.
Maka pada tahapan ini ada beberapa kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam upaya peningkatan layanan pendidikan bagi ABK, diantaranya :
a. Penyusunan KTSP dan Rencana Pembelajaran
b. Penatalaksanaan Administrasi Sekolah dan
Menajemen Sekolah
c. Pembinaan Ketenagaan baik Pendidik maupun
Tenaga Kependidikan.
d. Penyusunan Rencana RAPBS
e. Pengelolaan Peserta didik
f. Peningkatan Peran serta Masyarakat
g. Mengembangkan Lingkungan Budaya Sekolah
Dari seluruh
kegiatan tersebut, kepala sekolah berupaya agar dapat melaksanakan keseluruhan
kegiatan tersebut dengan peran serta guru-guru dan tenaga lainnya.
2. Tahapan Pelaksanaan
Sebagaimana
yang telah diuraikan pada tahapan persiapan, maka dalam pelaksanaan menajemen
kepala sekolah di SLB Permata Ciranjang dapat dijelaskan dari tiap-tiap
kegiatan sebagai berikut :
a. Penyusunan KTSP dan Rencana Pembelajaran
Sebelum
Penyusunan KTSP dan Rencana Pembelajaran di SLB Permata melakukan kegiatan In House Training (IHT), kegiatan ini
merupakan kegiatan yang sangat membantu sekolah, terutama dalam penyusunan KTSP
dan Rencana Pembelajaran dalam bentuk Program tahunan, semester, silabus, dan
RPP.
KTSP
disusun oleh pihak sekolah (Kepala sekolah dan guru), orang tua siswa, Tokoh
Masyarakat (yayasan). Disusun pada awal tahun pelajaran dengan divalidasi oleh
pengawas dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan
IHT, dilaksanakan sebelum tahun pelajaran di mulai, biasanya dilaksanakan pada
minggu I pada bulan Juli, adapun materi yang diberikan diantaranya, teknik
penyusunan Silabus, RPP, menyusun Bahan Ajar, dan penyusunan instrumen penilaian.
Kegiatan ini diharapkan akan dapat meningkatkan kompetensi profesional guru
dalam palayanan terhadap peserta didik.
b. Penatalaksanaan Administrasi Sekolah dan
Menajemen Sekolah
Dalam
kegiatan ini kepala sekolah melakukan pengadministrasian dan menajemen sekolah
diantaranya melakukan pengadministrasian dalam pembagian tugas guru dalam tahun
pelajaran berlangsung, serta melakukan pengadministrasian tentang kinerja guru
dalam melaksanakan tugas sehari-hari, misanya penyusunan silabus dan RPP, serta
pengadministrasian yang berhubungan dengan pengadministrasian TPP setiap
bulannya.
c. Pembinaan Ketenagaan baik Pendidik maupun
Tenaga Kependidikan.
Kegiatan
pembinaan ini Kepala sekolah dengan guru-guru melakukan kegiatan pertemuan
rutin tiap bulan dalam wadah KKG, dengan maksud untuk melakukan evaluasi
terhadap proses layanan pendidikan yang telah dilaksanakan, sehingga
permasalahan-permasalahan yang ditemui di kelas akan dapat dimusyawarahkan sehingga
diharapkan akan dapat menemukan solusi yang tepat dalam upaya peningkatan
layanan pendidikan terhadap ABK. Selain itu pula kepala sekolah melakukan
kegiatan supervisi ke kelas dalam upaya melakukan pemeriksaan dan observasi
terhadap guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas, sehingga temuan-temuan
hasil supervisi dapat dikomunikasikan kepada guru dalam kegiatan pertemuan
rutin.
d. Penyusunan Rencana RAPBS
Setiap
tahun pelajaran di SLB Permata Ciranjang selalu menyusun Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah, sebagai upaya pelaksanaan menajemen Kepala
sekolah dalam bidang Keuangan, dan biasanya penyusunan RAPBS ini disusun
berdasarkan hasil musyawarah antara Kepala Sekolah, guru-guru, orang tua siswa,
dan pihak yayasan. Hal ini dilakukan dalam upaya transparasi pengelolaan
keuangan sekolah, sehingga penggunaan keuangan selama satu tahun berjalan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, dan tentunya dari pihak manapun dapat
melakukan koreksi terhadap Kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan tersebut.
e. Pengelolaan Peserta didik
Pengelolaan
peserta didik dapat dikelompokkan pada kegiatan sebagai berikut :
1) Penerimaan Siswa baru
Penerimaan
siswa baru merupakan kegiatan rutin tiap tahun yang dilaksanakan oleh sekolah
pada awal tahun pelajaran, dari penerimaan siswa ini dapat dilanjutkan dengan
kegiatan melakukan identifikasi peserta didik, yang nantinya akan dilanjutkan
dengan kegiatan asesmen, dengan maksud untuk menempatkan siswa dengan layanan
yang tepat.
2) Pengembangan Kompetensi Siswa
Pengembangan
kompetensi siswa dapat dilaksanakan dengan kegiatan pengembangan diri dan
kegiatan ekstrakulikuler, dengan maksud agar para siswa memiliki kompetensi
dalam memenuhi kebutuhannya sebagai manusia, diantaranya keterampilan mengurus
diri, berkomunikasi dengan baik, dan dapat hidup mandiri. Selain itu pula pihak
sekolah selalu ikut serta mengikuti kegiatan Lomba Kreativitas Siswa Hasil
Belajar yang diselenggarakan oleh Bidang PLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
barat setiap tahunnya.
3) Prestasi Siswa
Prestasi
siswa belum ada yang berprestasi di tingkat Provinsi, meskipun demikian pada
tahun 2012 ini, mudah-mudahan siswa-siswa kami dapat berprsetsi di tingkat
Provinsi, karena pada tahun ini alhamdulillah siswa SLB Permata ada yang
mewakili Kabupaten Cianjur utuk mengikuti Lomba di tingkat Provinsi.
f. Peningkatan Peran serta Masyarakat
Peran
serta masyarakat semenjak SLB Permata Dirintis sampai saat ini spatut
dibanggakan, karena mereka telah berkontribusi dengan baik terhadap SLB,
sehingga penyelenggaraan SLB Permata hampir tidak ada kendala sampai saat ini,
terutama dari masyarakat lingkungan sekolah.
g. Mengembangkan Lingkungan Budaya Sekolah
SLB
Permata telah mencoba dan sampai saat ini masih dilakukan dan akan terus
ditingkatkan, yaitu budaya bersih dan Hijau, maksudnya kepada seluruh komponen
sekolah agar selalu memperhatikan kebersihan dan penenaman pohon di lingkungan
sekolah, sehingga di SLB Permata apabila ada lahan kosong harus ditanami
tanaman yang bermanfaat. Dengan harapan tampilan SLB Permata lebih Asri dan
Sejuk.
3. Tahapan Evaluasi
Tahapan
evaluasi ini adalah kegiatan melakukan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam rangka menajemen sekolah
dalan satu tahun pelajaran, adapun tujuan dari pelaksanaan evaluasi ini adalah
untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan dalam pelaksanaan kegiatan kepala
sekolah. Sehingga akan memberikan masukan yang bermanfaat bagi kepala sekolah
dalam memperbaiki pengelolaan sekolah tahun berikutnya.
F.
Kesulitan-Kesulitan yang dihadapi dalam
Pelaksanaan Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Setelah kegiatan menajemen kepala sekolah dilaksanakan dalam tahun
pelajaran yang berlangsung, ada beberapa kesulitan-kesulitan yang dihadapi
diantaranya :
1. Kurangnya SDM, terutama Guru yang mendukung
terhadap pelaksanaan peningkatan layanan pendidikan bagi ABK di SLB Permata,
hal ini disebabkan jumlah siswa dengan jumlah guru tidak seimbang, sehingga
optimalisasi layanan kurang memadai, karena ada guru yang mengajar dalam satu
kelas dengan siswa yang memiliki jenis kelainan yang berbeda, misalnya anak
tunarungu digabungkan dengan anak tunagrahita.
2. Peran serta orang tua belum maksimal, hal ini
dapat dilihat sampai saat ini dari pihak orang tua belum ada pengaduan-pengaduan
tentang pelaksanaan layanan pendidikan di sekolah, sehingga Kepala sekolah
tidak dapat mengetahui sampai sejauhmana pelayanan yang diberikan terhadap
peserta didik telah sesuai dengan harapan orang tua atau belum, meskipun dalam
rapat awal tahun pelajaran orang tua ikut hadir, tetapi koreksi selama satu
tahun berjalan tidak dilakukan oleh orang tua.
G.
Upaya-upaya uang dilakukan dalam mengatasi
kesulitan yang dihadapi
Upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah mengatasi kesulitan yang
dihadapi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengadaan tenaga pendidik, yaitu
dengan menganggkat Guru tidak tetap/GTY, untuk membantu kekurangan tenaga
pengajar, meskipun pendidikannnya bukan dari PLB, tetapi mereka sedang
melanjutkan pendidikannya di UPI jurusan PLB.
2. Melakukan konsolidasi dan sosialisasi dengan
orang tua, dengan harapan mereka akan lebih memahami pentingnya peran orang tua
dalam meningkatkan layanan pendidikan terhadap ABK di SLB Permata Ciranjang.