Sabtu, 19 Juni 2010

Implementasi KTSP dengan Pendekatan Penjaskesor

BAB II
PEMBAHASAN

A. Visi dan Misi SLB AB Bina Asih Cianjur
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SLB AB Bina Asih Cianjur, telah ditetapkan bahwa Visi dan Misinya adalah sebagai berikut :
Visi :
“SLB AB BINA ASIH CIANJUR DENGAN IMTAQ & IPTEK MENCETAK LULUSAN YANG MANDIRI DAN BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA MELALUI PAKEM SAMPAI TAHUN 2012”
Misi :
1. Membentuk sikap rendah hati atas dasar iman dan taqwa melalui pembelajarandan pembiasaan.
2. Mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
3. Meningkatkan pembelajaran yang berkualitas.
4. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait.
5. Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
6. Membentuk Lingkungan Sekolah dengan budaya berprestasi dan gotong royong.
7. Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna dalam pengelohan makanan khas Cianjur dan limbah kertas.
Visi dan Misi di atas merupakan keinginan Ideal dari SLB AB Bina Asih, berdasarkan hasil musyawarah dengan unsure-unsur yang terlibat di sekolah seperti : guru-guru, orang tua siswa, masyarakat/LSM, dunia Usaha, dll. Yang memiliki komitmen dalam meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik.

Sehingga apa yang telah ditetapkan sebagaimana dijelaskan di atas, maka guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan KTSP tersebut seyogianya harus dapat menerjemahkan Visi dan Misi sekolah tersebut dalam pelaksanaan KBM di kelas. Sehingga apa yang dilaksanakan di kelas dalam KBM pada akhirnya akan mendorong terhadap tercapainya Visi dan Misi tersebut.
Meskipun dalam KTSP ini pada Lampiran II terdapat Silabus dan RPP, yang seharusnya merupakan gambaran yang menyeluruh mengenai pelaksanaan pembelajaran di sekolah tersebut, tetapi setelah diteliti dan ditelaah silabus dan RPP tersebut tidak mencerminkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Sehingga yang terjadi di kelas adalah pelaksanaan KBM yang hanya sesuai dengan materi yang terdapat pada standar isi saja.
Dengan demikian apa yang telah dilaksanakan sekarang di kelas dalam KBM, untuk tercapainya Visi dan Misi sekolah masih jauh untuk dapat terlaksana, hal ini dapat dilihat dari contoh berikut :
1. Dalam belajar Bahasa Indonesia, ketika Guru memberikan materi Bacaan, Tema yang diambil tema yang tidak ada hubungannya dengan Visi, misalnya : tema bacaannya tentang Lingkungan harusnya tema tersebut ada hubungannya dengan Olahraga, bukan yang lainnya.
2. Ketika belajar Matematika, guru di kelas hanya memperhatikan belajar matematikanya saja, sedangkan dalam implementasinya seyogianya harus mengacu pada Visi dan Misi Sekolah.
Apa yang dipaparkan di atas merupakan sebagian gambaran yang dapat dikemukakan, yang sebenarnya sampai saat ini masih terjadi pada mata pelajaran-mata pelajaran lainnya. Dengan demikian apa yang akan penulis paparkan di sini merupakan salah satu alternative, bagi guru-guru kelas dalam pelaksanaan KBM di kelas, apabila silabus dan RPP yang ada pada Lampiran II KTSP belum mengakomodir tercapainya Visi dan Misi sekolah.

B. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga
Sebelum membahas mengenai pendekatan Penjaskesor dalam pelasksanaan KTSP di SLB AB Bina Asih, perlu kiranya dijelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga. Sehingga ketika pendekatan Penjaskesor nanti dilaksanakan, maka guru-guru telah memiliki persepsi yang sama tentang Penjaskesor.
1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan pada umumnya dan harus selalu menjaga keseimbangan antara pengembangan jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani adalah tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan keluarga, dan dilaksanakan tidak hanya pada jam-jam pelajaran di sekolah saja.
Tujuan dari pendidikan jasmani adalah pengembangan optimal sesuai dengan kemampuan, minat dan kebutuhan yang melakukan kegiatan dan arahnya kepada perkembangan aspek-aspek fisik, mental dan sosial pada setiap individu.
Lewat pendidikan jasmani guru harus dapat mengalihkan perilaku sosial, kebudayaan, dan nilai keindahan budaya kepada peserta didik disertai contoh-contoh perilaku masyarakat yang dapat diterima.
Jadi dengan pendidikan jasmani peserta didik akan dapat dilatih perilaku yang dapat di terima di masyarakat, selain itu pula dengan penjas anak akan memiliki pribadi yang sportif, menerima keunggulan orang lain, dan sebagainya.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia, karena apabila badan tidak sehat, maka semua aktifitas manusia akan terganggu, begitu pula bagi peserta didik, sehingga materi kesehatan akan memberikan kontribusi yang besar baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan peserta didik,
Jika peserta didik sehat maka proses belajar mengajar di kelas akan dapat berjalan dengan baik, dan tentunya tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Dengan demikian kesehatan merupakan materi yang mungkin tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lainnya, karena akan memberikan pengetahuan dan sikap yang baik dalam menjaga kesehatan masing-masing peserta didik.



3. Olah raga
Olah raga secara harfiah adalah olah tubuh, atau melakukan kegiatan tubuh dengan maksud untuk melatih kelenturan, kekuatan, keharmonisan gerakan dengan unsur permainan.
Dalam olah raga sekurang-kurangya ada dua konsep yang tidak dapat terlepas dari olah raga, yaitu bermain dan permainan, karena tidak mungkin membicarakan olah raga tanpa mempertimbangkan bermain dan permainan, sehingga bermain merupakan hal mendasar dalam olah raga, karena olah raga memiliki nilai seutuhnya dari bermain.
Dengan demikian pada dasarnya olah raga merupakan bermain, sedangkan bermain sutu kegiatan yang dapat m,eningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, sehingga dengan olah raga akan dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar siswa.

C. Pendekatan Penjaskesor dalam KBM di Kelas
Pendekatan Penjaskesor (pendidikan Jasmani, kesehatan dan Olah raga), dalam pelaksanaan KTSP di SLB AB Bina Asih, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh guru kelas, diantaranya :
1. Mengkaji SK KD tiap mata pelajaran yang ada di Standar Isi, kemudian Menganalisis SKL yang telah disusun oleh pemerintah atau yang disusun oleh sekolah. Baru tentukan indikatornya dengan acuan pada Visi dan Misi sekolah.
2. Menganalisis indicator pada tiap-tiap mata pelajaran untuk memilih Materi yang kemudian menentukan Tema yang berhubungan dengan Penjaskesor.
3. Apabila dari indicator yang telah di analisis pada tiap mata pelajaran tidak dapat mengambil tema dari Penjaskoser, maka indicator tersebut dapat dipisahkan dan disampaikan dengan tema yang lainnya.
4. Pengambilan Tema yang berhubungan dengan Penjaskesor, diharapkan Guru tidak kaku, yang penting unsur penjas, kesehatan, dan olah raga ada, dan dapat menambah khasanah pembelajaran, sehingga diharapkan akan menarik perhatian anak dalam belajar.
5. Perlu diingat bahwa pengambilan tema disini hampir sama dengan pembelajaran Tematik untuk kelas I s.d III, khusus untuk Kls IV ke atas, tema disini dipokuskan pada penyampaian materi ajar yang dikaitkan dengan Penjaskesor.
Apabila pada skema langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
SKEMA PENDEKATAN PENJASKESOR







Berdasarkan skema di atas, maka perlu kiranya kemampuan guru-guru kelas dalam menyusun RPP yang berorientasi pada pendekatan Penjaskesor ini, agar secara bertahap melaksanakannya, walau untuk hanya satu mata pelajaran saja misalnya untuk mata pelajaran IPS, yang kemudian dapat dibuat RPP untuk tiap-tiap mata pelajaran.
Pendekatan Penjaskesor ini, diambil karena di SLB AB Bina Asih ini Visinya lebih menitikberatkan pada Bidang Olahraga, sehingga penulis mencoba untuk dapat tercapainya visi sekolah pada tahun 2012, yaitu dengan cara memilih pendekatan ini, yang mudah-mudahan oleh guru-guru kelas lainnya dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelasnya masing-masing.